Senin, 17 November 2008

Seperti apakah bisnis MLM itu…?

Bisnis MLM itu bagaikan menanam benih pohon yang sangat kecil….


Anda berharap dan bermimpi benih pohon ini akan menjadi pohon yang sangat besar. Dimana puluhan burung-burung hinggap di pohon ini. Dan setiap musimnya pohon ini akan berbuah lebat. Keluarga anda, dan anak-cucu anda akan memetik buah dari pohon ini sampai habis buahnya. Tapi ketika habis buahnya, anda tidak khawatir. Karena pohon ini akan kembali berbuah, dan keluarga anda akan puas makan dari pohon itu. Demikian seterusnya sepanjang masa. Dengan impian itu, anda mulai menanam.

Maka anda mulai membenamkan sebuah benih ke dalam tanah….

Ketika anda menanam benih itu, belum ada yang dapat anda petik daripadanya. Benih itu bukan saja belum berbuah, bahkan daun dan akarnya pun belum nampak.

Setiap hari anda menyiram benih ini, dan anda rajin memberi makan dengan pupuk…

Walau belum berbuah, anda tetap terus berharap. Benih ini masih makan dari pupuk yang anda sebar, dan dari air yang anda siram. Tanpa bantuan anda, benih ini akan mati.

Anda dengan sabar menunggu hari-demi-hari. Dan benih itu mengeluarkan dua pucuk daunnya yang kecil.

Baru ada dua pucuk daun keluar dari tanah. Anda tidak berharap benih ini akan mengeluarkan buah. Anda masih sabar, dan terus menyiram dan memberi pupuk.

Sekarang mulai ada ayam-ayam dan bebek-bebek yang mengganggu. Perjalanan unggas-unggas ini bisa membuat benih mudah ini mati. Maka anda membuat pagar di sekeliling benih muda ini, agar tidak mati terinjak-injak.

Setelah bulan lewat bulan, pohon kecil mulai meninggi. Walau belum ada buah, anda masih sabar dan melarang anak-cucu anda memanjat pohon kecil ini agar tidak mati. Sekarang akar pohon ini mulai melebar dan melebar, pohon ini mulai mencari makan dan minum sendiri dari tanah di bawahnya.

Akhirnya masa yang dinanti berlalu. Pohon sudah tinggi, dan akarnya sudah kuat menancap di dalam bumi. Dia tidak perlu diberi makan dan tidak perlu diberi minum. Tunggulah pohon ini mulai berbuah, maka dia akan memberi anda buahnya setiap musim. Dan ketika buahnya habis, janganlah khawatir, karena dia akan berbuah pula di musim depan. Suatu ketika anda akan berpulang, namun pohon ini akan menjadi warisan anda dan akan terus berbuah setiap musim untuk dimakan anak dan cucu anda.

DEMIKIAN PULA BISNIS MLM

Ketika anda mulai membangun bisnis ini, sama dengan membenamkan satu benih ke dalam tanah…

Satu dua orang bergabung menjadi downline di jaringan anda. Jangan berharap apa-apa, masih memerlukan waktu lama sebelum jaringan anda berbuah.

Jaringan muda ini memerlukan makan dan minum dari tangan anda. Anda yang harus memotivasi, menggerakkan dan mengajar mereka. Biarkan downline-downline muda ini belajar dari melihat dan meneladani anda setiap hari.

Jangan membunuh jaringan ini. Dengan membiarkan jaringan muda ini berjalan sendiri, maka anda mirip dengan membunuh benih di dalam tanah. Teruslah merawat dengan tangan anda, jangan berharap apa-apa dulu daripadanya.

Maka bulan lewat bulan jaringan anda mulai besar. Akan ada ’ayam’, ’bebek’ dan bahkan ’anak-cucu’ anda mengganggu benih jaringan ini. Lindungi mereka, jaga mereka agar supaya fokus dan jangan tergiur oleh godaan-godaan naif di luar. Berjuanglah terus agar jaringan muda ini tidak mati di tengah jalan. Jaringan ini milik anda, maka andalah yang menjaganya siang dan malam.

Dan masapun tiba…

Jaringan anda sudah kokoh. Jaringan anda sudah mengakar jauh ke kota-kota lain. Mereka tidak perlu diberi makan dan minum dari tangan anda. Anda tidak mengenal mereka ketika anggota-anggota baru bergabung masuk tiap hari di jaringan anda.

Ini bagaikan akar pohon yang menjalar jauh ke dalam tanah dan mungkin masuk melewati pagar ke luar wilayah anda. Jaringan anda sudah bisa mencari makan dan minum sendiri. Saatnya anda menerima bonus yang melebih impian anda seumur hidup. Nikmatilah kerja keras anda, pohon jaringan anda sudah besar. Impian anda sudah terwujud.

Ketika andapun harus berpulang, jaringan ini masih akan tetap anda dan menjadi warisan anda untuk anak-dan-cucu

Mereka akan berterimakasih selama-lamanya kepada anda.

Atas kesabaran anda…

Atas kegigihan anda…

Atas niat anda untuk tidak mau gagal di tengah jalan….

Anda sudah berhasil, pohon jaringan anda menjadi milik keluarga anda selamanya.

Selamat berjuang di MLM, gunakan hati yang bersih ketika mulai menanam jaringan anda.

Artikel ini di ambil dari www.belajarmlm.com

Sabtu, 01 November 2008

Dimana Calon Prospek Anda?

Ketika sekumpulan calon prospek sedang asyik mendengarkan presentasi bisnis MLM, sebelum mendaftarkan diri tentunya mereka merasa bahwa mereka adalah seorang pemimpin atau aetidaknya orang yang suatu saat akan mempunyai pengikut. Kesuksesan bisnis MLM memerlukan suatu syarat yaitu adanya para pengikut, baik itu perwakilan atau konsumen atau keduanya.

Apakah Anda ingin mempunyai prospek lebih banyak dari yang bisa dibayangkan? Jika serius menggeluti bisnis, maka Anda harus menempatkan sebanyak mungkin downline di jaringan. Begitupun downline, mereka harus memprospek sebanyak mungkin anggota-anggota baru, karena hal tersebut merupakan kewajiban dan menjadi sebab kesuksesan bisnis MLM. Setelah itu, ketika telah berhasil menduplikasi leader yang bisa menggantikan tugas-tugas Anda, maka bisnis akan mulai tumbuh berkembang.

Mereka atau leader-leader hasil duplikasi kemudian akan hidup mandiri, mengejar cita-cita dan mengembangkan bisnis, berkat jaringan yang telah dibina dengan baik. Tetapi dari mereka bonus-bonus Anda mengalir. Leader yang berhasil Anda duplikasi tidak akan pernah berhenti memprospek sampai target bonus atau komisi mereka tercapai.

Sekarang Anda telah mengerti, bahwa memprospek dan mencari sebanyak-banyak downline merupakan hal kritis jika Anda menginginkan kesuksesan jangka panjang bisnis MLM.

Lantas cara terbaik yang seperti apakah untuk mendirikan jaringan downline saat Anda mulai mendaftarkan diri dan mencoba menarik perhatian masyarakat? Membangun sebuah tim dimulai dengan bermain baik terhadap diri sendiri. Lakukanlah apakah yang ingin Anda perintahkan kepada downline layaknya seorang kapten yang membawahi 100 atau 1.000 prajurit.

Dengan kata lain, cara terbaik untuk menjadi seorang upline yang tangguh adalah dengan menjadi downline yang tangguh. Gambaran itu mengisyaratkan bahwa Anda tidak memulainya dari bawah, melainkan memulainya dari atas lalu mengembanngkan yang bawah.

Kemudian di mana dan bagaimana menemukan prospek yang tepat? Berikut poin-poin untuk mencari calon prospek ideal yaitu dimulai dengan menjadi downline yang ideal:

  1. Di tempat organisasi-organisasi non-profit berikut anggota-anggotanya. Jika mungkin, masukkan organisasi tersebut sebagai daftar calon distributor. Dengan begitu kemungkinan besar mereka yang berada di dalamnya akan tertarik untuk bergabung. Di tempat seperti itu Anda harus mampu ‘menampilkan diri’ dengan baik, karena menampilkan diri secara konsisten merupakan setengah dari kesuksesan bisnis MLM. Serta tidak lupa menghadiri dan berpartisipasi di setiap even yang mereka selenggarakan.
  2. Mengadakan acara makan pagi bersama calon-calon prospek, dengan maksud memprospek, mensponsori, dan merekrut. Ketika berada dalam posisi ingin mengambil keuntungan yang bersifat pribadi dari upline, maka sambutlah setiap latihan yang diadakan secara pribadi. Atau jika bertemu calon prospek untuk makan siang bersama, Anda yang mentraktir. Jika ia baru tiba dari luar kota, tawarkan padanya jemputan untuk pulang ke rumah.
  3. Jika diperlukan, gunakan press release bahwa perusahaan MLM Anda bukan perusahaan biasa, tetapi memiliki keunikan tersendiri. Anda pun dapat menjelaskan produk-produk yang baru diluncurkan atau aktifitas-aktifitas perusahaan, pastikan Anda menjelaskannya dengan baik. Beritahukan calon prospek apa yang telah disampaikan oleh upline Anda tentang bisnis MLM. Jangan menguntungkan diri kepada upline bahwa ia akan mendidik semua downline Anda. Bawalah catatan-catatan dari setiap pengumuman, perubahan, dan lain lain. Perkenalkan prospek kepada upline dan senantiasa menjaga informasi agar tetap jelas dan up to date.
  4. Tentukan judul yang unik saat mempresentasikan bisnis, agar mampu menarik minat prospek. Anda bisa memulainya dengan berkata, “Aku akan jelaskan bagaimana supaya kita bisa menolong orang lain melalui bisnis MLM, dan mereka tidak diharuskan meninggalkan pekerjaan mereka sebelumnya. “Tingkatkan imej upline di setiap kesempatan. Termasuk juga imej perusahaan, produk-produk, literatur dan perangkat-perangkat perusahaan. Bicarakan masing komponen-komponen tersebut dengan baik dan benar sehingga terlihat sangat penting untuk didengarkan oleh prospek. Hadirkan presentasi hanya yang bersifat positif dan lakukan sesering mungkin.
  5. Gunakan media penyebaran informasi seperti message board atau e-mai sebagai salah satu sarana penetrasi bisnis. Cantumkan pula keterangan singkat mengenai peluang emas dan produk yang Anda tawarkan. Langkah ini terkadang lebih baik daripada banyak bicara yang akhirnya mengumbar janji-janji. Bagi seorang profesional bisnis MLM, begitu banyak peluang emas yang diperoleh dengan diam. Misalnya, ketika menerima telepon dari prospek berupa hal-hal yang belum Anda pahami, maka diamlah dan serahkan kepada upline, tidak menambah, mengurangi atau mengoreksi pembicaraan setelah itu. Anda bisa menambah apapun yang dibutuhkan di lain waktu.
  6. Ciptakan kompetisi. Berikan reward kepada downline yang berhasil memprospek distributor terbanyak, atau yang membawa peserta terbanyak dalam sebuah acara sponsoring. Kesempatan baik lainnya adalah setelah upline selesai menjawab pertanyaan atau setelah menyelesaikan latihan calon-calon prospek. Catat siapa-siapa saja yang juga termasuk ke dalam kelompok downline berprestasi, lalu berterimakasih kepada mereka. Setelah itu persilahkan mereka kembali ke kesibukan mereka masing-masing, walaupun momen bersama mereka terasa manis dan berharap agar tidak pernah berakhir. Salah satu wujud rasa terima kasih Anda mungkin bisa dilakukan dengan tidak lagi melontarkan sejumlah pertanyaan berulang-ulang.
  7. Pertumbuhan bisnis jaringan Anda hampir semuanya tercipta otomatis dengan mengerjakan hal-hal yang telah disebutkan di atas secara kontiyu. Mungkin Anda masih mempunyai tugas memprospek, tetapi setidaknya Anda telah menarik perhatian orang-orang terdekat dari prospek, dan itu merupakan langkah awal untuk meminta bantuan kepada mereka. Mereka pun nantinya akan melakukan dengan senang hati apa-apa yang telah diajarkan. Dari hasil tersebut Anda akan menghemat waktu dan tenaga untuk melatih mereka atau dan di hadapan calon-calon prospek baru. Atau jika Anda termasuk tipe orang yang phobia terhadap penolakkan, tak ada salahnya Anda mencoba melontarkan pertanyaan kepada calon prospek, apakah mereka tertarik mendengar peluang yang Anda tawarkan. Peluang yang Anda tawarkan. Masukkan ke sebuah daftar yang di dalamnya berisikan prospek-prospek yang berminat, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya pengaturan tersebut memudahkan Anda untuk mengurangi rasa takut akan penolakkan.

Sumber : LEADER, Edisi 7/20 September-20 Oktober 2007

Presentasi, “Nyawa” di Bisnis MLM

Melakukan presentasi di bisnis MLM merupakan hal yang sangat penting karena tidak hanya memberikan awareness produk yang ingin dipasarkan, bahkan lebih jauh dari itu, yaitu bagaimana para audien tertarik dan memutuskan untuk bergabung. Tak heran jika presentasi bisa disebut sebagai “nyawa” dalam mendulang kesuksesan di bisnis MLM.

Kendala yang biasa dialami oleh para pemula di bisnis MLM saat melakukan presentasi adalah perasaan gugup, takut, dan gemetar karena harus berbicara di depan orang yang sama sekali baru dikenalnya. Seperti Irna (23), pemula di bisnis MLM. Kendati sebagai nahasiswi ia sering terlibat dalam diskusi dan presentasi bisnis MLM-nya, ia stres dan gugup luar biasa.

“Lidah saya mendadak terasa kelu, bicara saya tak lancar, dan badan bergetar. Padahal sebelumnya saya sudah mempersiapkan diri. Untung saat itu saya presentasi bersama upline. Akhirnya dia melakukan presentasi,” tutur Irna tertawa geli mengingat hal itu.

Sekarang meski sudah lancar melakukan presentasi tanpa bantuan uplinenya, ia mengaku masih belum bisa mengatasi kekecewaan kalau mengalami penolakkan. “Padahal saya sudah pernah berhasil mengajak orang bergabung. Kalau gagal, terkadang, saya perlu waktu lagi untuk bisa bangkit untuk melakukan presentasi lagi,” tukasnya.

Menurut Lisa Jimenez, penulis buku Radical Recruiting.”Lisa mengatakan, saat presentasi sebaiknya kita tidak terfokus pada keberhasilan. Sebab, dampaknya luar biasa jika presentasinya tidak berhasil. Bisa menurunkan tingkat kepercayaan diri, nervous dan sebagainya, dan tidak mustahil malah membunuh keberhasilan yang telah dilakukan sebelumnya”.

Selain itu, untuk mengatasi rasa kecewa akibat presentasi yang gagal, Lisa juga menyarankan untuk tidak terlalu memikirkan hasil dari presentasi yang akan Anda lakukan. “Letakkan energi Anda pada upaya melakukan presentasi dengan baik. Maka prospek akan merasakan adanya kepercayaan yang kuat dalam diri Anda, dan membuat mereka menginginkan apa yang Anda miliki,” jelas Lisa.

Lagi pula, kalau bicara soal ‘kekecewaan’ dalam presentasi, leader yang sudah ‘karatan’ di bisnis MLM pun masih mengalaminya. Simak penuturan seorang leader puncak sebuah perusahaan MLM kepada Majalah SUCCESS.

Suatu hari ia melakukan presentasi kepada seorang ibu. Beberapa waktu sesudah melakukan penjelasan panjang lebar, ia balik bertanya kepada sang ibu, apakah ibu tersebut bersedia bergabung.

Alih-alih mendapatkan jawaban, sang ibu malah menatapnya dengan pandangan mata kosong. “Wah betapa jengkelnya saya, ternyata selama presentasi si ibu tidak menyimak sama sekali. Padahal kalau saya berbicara di pertemuan dalam jaringan saya, semua orang selalu memperhatikan setiap kata yang saya ucapkan,” ujar sang leader.

Hal semacam ini bukan sekali ia alami. Suatu ketika, dalam keadaan lelah setelah melakukan homemeeting, ia mendatangi seorang temannya di sebuah kota lain. Di tengah presentasinya, paman temannya di sebuah kota lain. Di tengah presentasinya, dengan alasan hari sudah larut dan sang keponakkan harus bekerja esok harinya. “Padahal saya sudah datang jauh-jauh dan dalam kondisi lelah. Kedatangan saya juga bukan tanpa janji lebih dahulu. Saya sampai menangis keluar dari rumah teman saya itu,” cerita sang leader.

Latihan dan Simulasi

Pertanyaannya, kenapa presentasi harus dilakukan? Jelas bahwa presentasi akan mendongkrak dengan cepat perkembangan jaringan bisnis MLM yang Anda geluti. Output dari presentasi jelas dapat mempengaruhi pikiran atau tndakan orang lain.

Mengingat pentingnya presentasi, tak heran kalau semua pelatihan di perusahaan MLM selalu ada materi tentang bagaimana menyajikan presentasi. Pelatihan memamg sangat perlu, karena tidak setiap orang bisa melakukan presentasi. Kalaupun ada orang yang sangat berbakat bisa dengan cepat mengetahui product knoledge, sistem marketing plan dan hal yang berkaitan dengan perusahaan MLM, belum tentu dia mampu menyampaikan dengan baik kepada audiens.

Tory Jery, penulis buku Life Is A Series of Presentation, mengatakan bahwa sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari setiap orang sudah melakukan presentasi. Seperti seorang anak yang ingin sepatu olahraga baru akan berusaha mempengaruhi orang tuanya akan arti penting sepatu itu terhadap prestasi olahraganya. Juga seorang istri yang ingin punya mesin cuci baru, akan menjelaskan kepada suaminya tentang pentingnya mesin cuci yang baru. “Banyak orang hebat yang melakukan presentasi kepada Anda setiap hari, baik di kantor atau di rumah,” jelas Tory.

Terus Presentasi

Apabila semua itu sudah Anda kuasai dengan baik, penguasaan dan pengetahuan Anda dalam melakukan presentasi semakin tajam, efektif, dan efisien. Pertanyaannya apakah semua itu menjamin setiap presentasi yang Anda lakukan pasti berhasil? Jawabannya jelas tidak.

Berangkat dari berbagai pengalaman, orang sekaliber leader puncak di bisnis MLM pun masih mengalami kegagalan dalam presentasi. Kalau semua itu tidak menjamin, lantas apa gunanya latihan dan persiapan dan mempersenjatai diri dalam presentasi? Apakah Anda harus berhenti melakukan presentasi?

Di sinilah uniknya bisnis MLM. Kegagalan dalam melakukan presentasi tidak berarti kegagalan kehidupan Anda dalam mewujudkan impian mencapai kebebasan finansial dan membahagiakan orang-orang yang Anda cintai.

Lakukan presentasi demi presentasi sehingga Anda bisa mewujudkan impian hidup Anda. Terhadap hal ini Lisa Jinenez membagi pengalamannya. “Terkadang saya ingin berhenti, mengangkat tangan, dan menyerah. Saya akhirnya menyadari bahwa saya harus selalu bersiap sedia. Kegagalan memberi saya pandangan dan energi baru. Lalu saya mulai melangkah setapak demi setapak dan akhirnya saya kembali berbisnis,” tukas Lisa.

Kalau suatu saat Anda merasa lelah dengan kegagalan dalam melakukan presentasi, itu adalah hal yang manusiawi. Namun jangan berhenti melakukan presentasi, sebab hanya dengan cara itu Anda bisa mengembangkan jaringan bisnis MLM Anda. “Buatlah komitmen yang kuat untuk melakukan presentasi yang efektif setiap hari. Kembangkan keyakinan diri dan membuat kessempatan bisnis baru yang menyenangkan saat melakukan presentasi,” kata Tory Jeary.

Sesungguhnya tidak ada kegagalan dalam sebuah presentasi jika kita telah menyadari, mempersiapkan, dan melengkapi semua materi yang ingin di presentasikan berikut kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi seperti pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Namun, yang lebih penting lagi adalah materi presentasi kita haruslah sesuai dengan target audiensnya.

Presentasikan sesuatu yang mudah dipahami dan fokus terhadap inti permasalahan yang ingin disampaikan, selanjutnya akan muncul interaksi yang menyenangkan.

Jelas Managing Partner HADev (Human Assets Development), Sarfilianty Anggiani, SE, MM, MBA saat berbincang dengan Majalah Success di kantornya.

Empat Pedoman Mencapai Keberhasilan Saat Presentasi

  1. Harus mengetahui sasaran dan harapan dari orang yang akan di presentasi , memahami tipe-tipe kepribadian, identitas, karakter, dan bagaimana menjangkau mereka. :Sebelum presentasi, Anda harus mengenali siapa khalayak sasaran Anda, karena keberhasilan presentasi Anda juga ditentukan oleh mereka.
  2. Mampu menyakinkan khalayak sasarannya bahwa pesan yang ingin disampaikan dapat dipercaya. “Anda harus bisa memberikan alasan mengapa mereka harus percaya terhadap Anda”.
  3. Dapat mengatasi kegelisahan dan ketakutan yang terjadi saat melakukan presentasi. Dengan cara berlatih dan melakukan sebanyak mungkin simulasi sebelum presentasi. Yakin dan percaya diri dapat mengurangi ketakutan. “Jadi ubahlah ketakutan dengan mencari pengetahuan, sehingga rasa kegelisahan dan keraguan dapat dikurangi semaksimal mungkin”. Presentasi, kata Tony, ibarat melakukan pertarungan olahraga tinju. Kalau seorang petinju hanya berlatih dua hari sebelum naik ring, maka itu sudah sangat terlambat. “Ibarat seorang petinju di atas ring, Anda harus bertarung dengan membujuk, dan merayu seseorang sehingga melakukan sesuatu, sesuai yang Anda inginkan”.
  4. Setiap presenter telah mempersenjatai dirinya selengkap mungkin. “Akan lebih baik jika telah melakukan riset kecil untuk memuat dan mengatur bahan presentasi, menyusun alur cerita, menyisipkan data statistik dan humor-humor segar untuk memperkaya nilai presentasi Anda”. Mempersenjatai diri, termasuk melatih ritme bicara Anda. “Kapan Anda harus mennggikan atau merendahkan intonasi, kapan mengeraskan volume atau melembutkan suara Anda, dan kapan memberi jeda ketika berbicara sehingga agar orang semakin terfokus pada apa yang Anda bicarakan”. “Selain suara, penampilan atau performance juga sangat penting dalam melakukan presentasi. Jika penampilan Anda punya daya tarik yang kuat, kemungkinan besar hadirin akan terpakau sehingga suasana menjadi sangat hidup dan Anda menjadi lebih mudah memperoleh persetujuan pikiran dari mereka yang hadir.

Sumber : SUCCESS, Nomor 8/September 2007

Randy Gage : 9 Kualitas di MLM

Ada sembilan kualitas yang mesti dikembangkan jika anda berprofesi sebagai pebisnis di Multi Level Marketing. Mudah-mudahan beberapa bagian atau bahkan semuanya telah anda miliki. Menurut Randy Gage, pakar Multi Level Marketing, menjadi seorang leader yang mahir menduplikasi, kesembilan kualitas ini seyogyanya sudah sering dilatih.

Untuk mengembangkan jaringan, kenali dan biasakan bekerjasama dengan seluruh rekan kerja yang sama-sama memiliki komitmen. Berikut sembilan kualitas yang digulirkan Randy Gage :

1. Gunakan Semua Produk

Maksudnya, jika perusahaan mempunyai suatu produk, Anda tak lagi cenderung ke produk sejenis yang dikeluarkan perusahaan lain. Pelaku MLM sejati tak pernah membeli produk lain selain dari perusahaan tempatnya berbisnis, entah karena alasan keuntungan penjualan, kepuasan rasa, dan sebagainya. Mengakui bahwa semua produk tersebut memang sesuai. Tak lupa, bisa menceritakan dengan baik dan penuh semangat kepada prospek.

2. Mengembangkan Sebuah Grup Konsumen

Keberhasilan bertransaksi menghadirkan kesetiaan, konsumen atau downline akan senantiasa membeli produk Anda selaku distributor tunggal. Meski sebagian besar mengambil benefit, selain membeli produk juga ikut bergabung, tapi ada pula yang tak tertarik bergabung. Yang disebut terakhir, merupakan grup konsumen yang mesti dijaga kelestariannya.

3. Membuat Presentasi Reguler

Layaknya bisnis lain, Multi Level Marketing memerlukan langkah tindakan yang konsisten. Salah satu yang terpenting yakni melakukan presentasi reguler. Mengadakan tiga atau lima kali, atau tujuh sampai sepuluh jam presentasi setiap minggu. Seiring membengkaknya jumlah jaringan, Anda semakin giat meningkatkan jumlah tersebut.

Jika Anda termasuk yang menekuninya fulltime, jumlah presentasi akan naik menjadi lima sampai delapan kali presentasi. Tentu saja, tak semua dari hasil presentasi akan memunculkan prospek baru yang kemudian Anda rekrut secara pribadi. Boleh jadi mayoritas dari mereka hanya ingin menyaksikan bagaimana Anda mempesentasikan bisnis di hadapan sekian jaringan downline.

Anda mesti konsisten dan kontiyu mengadakan presentasi jika ingin mengembangkan-biakkan jaringan. Terlebih, tidak terjebak seolah-olah Anda sedang mengerjakan “bisnis super sibuk” (membaca buku panduan, memaksakan diri menghadiri seminar-seminar hingga larut malam, mengisi berbagai formulir, dan sebagainya).

4. Menghadiri Sponsoring

Sponsoring bertindak layaknya lem yang menyatukan Anda dan downline. Menghadirinya bisa membantu mempercepat jumlah jaringan, memperbanyak pengalaman latihan, dan membantu agar selalu fokus.

5. Meluangkan Waktu Pengembangan Diri

Kenyataan fundamental: Bisnis berkembang secepat Anda berkembang. Tingkatkan setiap keahlian seiring tumbuhnya bisnis, seperti keahlian merekrut, melatih, bagaimana mengatur waktu dan jaringa. Setelah itu, hal lain yakni kecakapan memimpin dan berkomunikasi. Untuk mendidik orang lain, Anda harus mendidik diri sendiri terlebih dahulu.

Di sini perlunya merencanakan waktu setiap hari. Bagi sebagian besar orang, semua itu ada baiknya dikerjakan di pagi hari. Sedikit pencerahan, Anda dapat melakukan meditasi, olahraga, mendengarkan lagu-lagu yang bisa memunculkan inspirasi, atau membaca buku penenang pikiran, tubuh dan jiwa.

6. Mudah Dididik

Jika ingin membangun bisnis secepat mungkin,Anda harus mudah dididik dan bersedia dilatih. Multi level marketing berbeda dengan bisnis tradisional. Transaksi jual-beli di bisnis tradisional, belum tentu sama dan berhasil seperti di bisnis multi level marketing. Garis sponsor-ship Anda telah mengajarkan beragam metode, strategi dan teknik bisnis MLM. Upline, adalah gudang pendidikan di mana segalanya tentang MLM berada.

7. Bisa Dipercaya

Multi level marketing adalah bisnis menjaga hubungan, dan saling percaya satu sama lain. Untuk meraih dan memelihara kepercayaan, Anda harus bisa dipercaya, oleh distributor atau konsumen. Maksudnya , jika downline telah percaya kepada Anda, Anda menjaga hubungan baik itu. Jika diundang menghadiri suatu pertemuan, Anda datang tepat waktu. Jika konsumen memesan produk, Anda mengantarkannya tanpa bermasalah. Anda merupakan cermin perusahaan. Jika melakukan bisnis dengan baik, maka nama perusahaan pun akan terangkat naik.

8. Setia Pada Jaringan

Seorang distributor sejati memahami bahwa kesetian kepada jaringan adalah hal utama. Saat anda menceritakan kesuksesan dan presentasi kepada orang-orang terdekat, biasanya mereka tidak segera mempercayainya. Terkadang teman-teman terdekat dan keluarga belum siap menerima sebuah konsep bisnis yang sangat kuat, positif, yang telah Anda miliki.

Dengan terus menerus setia pada jaringan, memperkenalkan beberapa downline yang berhasil, akan menjadi pendukung kredibilitas bisnis yang Anda tawarkan. Termasuk juga dukungan yang datang dari upline, ketika Anda harus mempresentasikan bisnis kepada sejumlah prospek.

Yakinlah bahwa upline akan selalu bersedia membantu, memberikan kredibilitas saat dibutuhkan.

9. Ikuti Sistem

Seorang leader mengerti, kesuksesan jangka panjang di MLM lahir dari seberapa banyak jumlah downline di jaringan. Untuk meraih passive income, kebebasan finansial, Anda harus mengikuti sistem tahap demi tahap dan mahir menduplikasi.

Sumber: LEADER Edisi 6/20 Agustus-20 September 2007

Kemauan dan Kerja Keras Adalah Kunci Sukses

Siapa tak mengenal motivator andal yang namanya tengah naik daun ini : James Gwee. Pria berkewarganegaraan Singapura ini telah sukses berbicara di sekian ratus seminar. Ia sangat menguasai bidang penjualan, motivasi, services excellence, leadership, managerial skills, team building, dan personal development. Namun kesuksesan ini tak begitu saja diraihnya. Kariernya di Indonesia dimulai dari bawah.

Sebelum sukses sebagai motivator, ia dan beberapa rekannya mendirikan sekolah komputer di Singapura. Sekolah ini berkembang pesat dengan begitu banyak siswa. Melihat peluang di Indonesia, ia pun tertarik berkiprah di sini. Awalnya, ia tak mengenal siapa pun di sini. Dengan berkendaraan Daihatsu Charade tua, ia memulai usahanya. Menyuplai perlengkapan musik untuk sekolah-sekolah pun ia lakukan. Ketika membuka jasa konsultan, kliennya hanya berjumlah sedikit. Dari kantor ke kantor James menyelenggarakan konseling dan workshop tentang customer service, bagaimana menangani komplain, dan tema-tema sejenisnya. Ia selalu memberi yang terbaik berapa pun jumlah pesertanya. Berkat kegigihannya, usaha James pun berkembang pesat. Beragam kantor dari berbagai bidang mengundangnya berbicara. Jamrs telah berbicara di depan kalangan perbankan, asuransi, tours and travel, real estat, industri manufaktur, transportasi, rumah sakit, dan telekomunikasi. Radio pun tertarik untuk menampilkan figurnya, seperti Pass FM dan Smart FM.

Kini penyuka musik country ini juga menulis buku. Bukunya berjudul positive Bussiness Idea (Gramedia Pustaka utama, 2007) terbit pada awal tahun 2007 dan laris manis di pasar. Buku ini berisi ide-ide positif yang berlangsung bisa dipraktikkan dalam pekerjaan sehari-hari, meliputi ide untuk perbaikan secara umun, ide untuk penjual hebat, para manajer dan supervisor, layanan prima, dan bisnis yang sukses. Keunggulan bukunya dibanding buku bisnis biasa adalah dilengkapi dengan ‘action ides’ yang bisa langsung diuji oleh pembaca. Bedah bukunya pernah disiarkan langsung oleh Smart FM.

Direktur Academia Education and Training (perusahaan konsultan berbasis di Singapura) ini sekartang tinggal di Jakarta bersama isteri dan tiga anak. Ia melihat peluang bisnis di Indonesia masih terbuka lebar. Kuncinya adalah kemauam dan kerja keras untuk mencapainya. Just take action!

Sumber : SUCCESS, Nomor 8/September 2007

Siapapun Anda , Berhak untuk Kaya

Kekayaan merupakan hasil dari buah pikiran, yang diiringi dengan kemauan kuat, disusul tindakan nyata untuk mewujudkannya. Bukan ketiban rezeki nomplok, mendapat warisan dan sebagainya. Cuma, di tengah lesunya perekonomian saat ini, masih adakah keinginan menjadi kaya ?

Judul di atas, pasti bakal ditanggapi nyinyir. Ataupun menudingnya sekadar jual kecap nomer satu, uto pia belaka, bombastis, tidak rasional dan seabrek suara-suara sumbang lainnya. Maklumlah, di tengah harga kebutuhan pokok yang merangkak naik – sebut saja minyak goreng curah dan susu, belum lagi kondisi perekonomian yang tetap paceklik, secuil pun tak pernah terlintas punya hasrat jadi orang kaya. Asalkan perut tidak keroncongan dan kebutuhan sehari-hari tercukupi, itu pun sudah disyukuri, Alhamdulillah. Jadi, bila meminjam istilah anak gaul sekarang, emang gue pikirin.

Lantas, bila masa paceklik tetap berlanjut - usianya saat ini 10 tahun bila dihitung dari krisis moneter sampai reformasi, apa dong solusinya? Pasrah dengan mengkambinghitamkan keadaan yang tidak kondusif? Atau tetap bertahan dengan pola mengencangkan ikat pinggang, alias hidup sehemat mungkin? Itu pun wajar-wajar saja. Bukan sesuatu yang keliru. Bahkan, cara ini, ditempuh oleh jutaan orang Indonesia. Lagipula, siapa pun orangnya bakal sepakat, yang namanya hidup itu pilihan. Tidak bisa dipaksa, tergantung setiap pribadi yang melakoninya. Di sisi lain, rumusan orang kaya itu, ternyata tidak senyelimet yang dibayangkan. Contohnya, seperti dikatakan oleh Robert T. Kiyosaki, kaya itu bila punya banyak aset ke­timbang liabilitas (kewajiban). Nah, aset itu sendiri dibatasi segala sesuatu yang masuk kantong. Sedang liabilitas, segala sesuatu yang keluar dari kantong. Jadi, rumah, mobil, apartemen, sepanjang liabilitas, bukanlah aset. Konkritnya, bila sese­orang punya penghasilan Rp100 ribu per bulan, sementara pengeluarannya Rp50 ribu, otomatis orang tersebut sudah kaya.

Dari rumusan itu, agar hidup berkualitas – alias tidak melulu mengencangkan ikat pinggang, satu­-satunya cara ya tidak lain dengan me­nambah penghasilan. Cuma, pertanyaannya, ke mana menambah penghasilan? Itupun bukan pekerjaan mudah, mengingat pekerjaan formal saat ini tetap dihantui oleh Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), rasionalisasi dan sebagainya. Sedang membuka usaha, terbentur urusan modal yang jumlahnya tidak sedikit. Belum lagi risikonya, yang bukan mustahil me­ludeskan seluruh harta.

Temyata, modal menj adi kendala utama dalam membuka usaha, bukan­lah alasan utama. Sebab, hidup me­ngaj arkan, ada di antara mereka yang tidak punya modal, bisa mengem­bangkan usaha yang membuat dirinya menjadi multijutawan. Mau tahu? Lihatlah juragan minyak asal Rusia yang keturunan Yahudi, Roman Abramovich. la merupakan orang ter­kaya di Rusia versi Majalah Forbes, Maret lalu. Kekayaannya mencapai 13,3 miliar dolar, net worth. Sedang Majalah Time, mentahbiskan sebagai salah satu dari 100 orang pa­ling berpengaruh di dunia.

Padahal, lelaki kelahiran 24 Qktober 1966, di Saratov, dekat su­ngai Volga (Rusia Selatan), sejak usia 4 tahun sudah menjadi yatim piatu. la ditinggal ibunya saat berusia 18 bulan. Ayahnya tewas dalam kecelakaan kerja ketika usianya 4 tahun. Sejak itu, ia diasuh oleh pamannya dari pihak ayah, dibesarkan sang kakek bersama keluarga Yahudi di Komi, sebelah barat laut Rusia. Masa kecilnya dilalui dengan kerja keras, seperti mengumpulkan sampah kantung plastik, lalu menjualnya ke bos pemulung untuk membeli sepo­tong roti.

Sayangnya, tak banyak tulisan yang mengungkap sisi kehidupannya, termasuk petualangannya dalam bisnis. Abramovich dikenal sebagai jutawan pasca tumbangnya Uni So­viet, yang menjelma menjadi Rusia. la disebut-sebut sebagai Young Mil­lionaires yang menikmati hembusan angin Glasnost dan Perestroika ala Mikhail Gorbachev, khususnya setelah Boris Yeltsin menjadi penguasa Rusia. Santer juga disebutkan, bos klub sepak bola Chelsea ini, banyak belajar bisnis dari mentornya, pemilik perusahaan minyak terkemuka Rusia, Sibneft, Boris Berezovsky. Sibneft saat ini kepemilikannya dikuasai oleh Abramovich.

Hak Semua Orang

Dari kisah Roman Abramovich itu, menunjukkan uang bukanlah faktor dominan seseorang menjadi jutawan. Sebab, di luar uang, seperti dikatakan oleh Jim Rohn, seorang entrepreneur dan konsultan bisnis asal Amerika Serikat, menyebut ada sembilan hal yang lebih penting me­lebihi dari uang, yang menggerakkan seseorang berani merubah hidupnya. Kesembilan itu meliputi waktu, ke­cemasan, keteguhan, keberanian, ambisi, percaya, kreativitas, hati dan jiwa, serta terakhir kepribadian (lihat Bisnis Plus edisi 14).

Bahkan, ke-miliader-an Abramo­vich itu membuktikan menjadi kaya adalah hak semua orang. Bukan milik segelintir orang, yang diidentikan oleh garis keturunan, tingkat pendidikan, modal yang besar, mendapat rezeki nomplok, warisan maupun undian berhadiah. Alasannya, Ilahi – Sang Pencipta dan pemilik semesta alam ini – tak pernah diskriminatif terhadap ciptaan-Nya. Dia melengkapi setiap bayi yang lahir dengan organ yang sama: otak, mata, tangan, jantung dan sebagainya. Yang berbeda, hanya dalam implementasinya: apakah orang itu optimal menggunakan karunia yang diberikan oleh Ilahi?

Lagipula, meminjam bahasa motivasi, kekayaan merupakan hasil dari buah pikiran, yang diiringi dengan kemauan kuat, disusul tindakan nyata untuk mewujudkannya. Bila masih tidak percaya, lagi-lagi kehidupan banyak memberikan contoh, seperti kisah Kolonel Sanders. Atribut jutawan disandangnya, bukan dalam usia muda. Melainkan saat sepuh (60­an), setelah usaha restorannya digusur pembangunan jalan raya antar negara bagian, ChicagoFlorida. la menerima cek jaminan sosial sebesar 104 dolar, 1956.,

Ternyata, uang itu bukan mem­buatnya betah di rumah. la ingin re­nyah ayam gorengnya dinikmati banyak orang. Makanya, selama dua tahun, lelaki kelahiran Corbin, kota kecil di Chicago, 9 September 1880, berkelana menawarkan resep ayam gorengnya ke ribuan restoran di penjuru Amerika Serikat. Selama dua tahun itu pula, ia hidup dengan penolakan, cemoohan dan pelecehan. Toh itu tidak membuatnya jerah. la tidak putus asa; terus menawarkan ayam gorengnya. Dan hasilnya tidak sia-sia. Sejarah mencatat; saat kakinya menginjak di restoran ke 1009, resep ayam gorengnya diterima dengan konsep waralaba. Sampai sekarang, racikan ayam gorengnya sebagai Kentucky Fried Chicken (KFC).

Pertanyaannya, kenapa Kolonel Sander berhasil? Itu tak lain, selain keinginannya yang kuat, meminjam istilah Wallace D. Wattles, seperti ditulis dalam bukunya ber­judul The Science of Get­ting Rich (Ilmu Menjadi Kaya), sebuah karya klasik yang diterbitkan 1910, ka­rena dia bertindak di jalan yang tepat: tidak mau me­nyerah, tetap bertahan dan terus menawarkan resep a­yam gorengnya. Maklum­lah, di mata Wallace, men­jadi kaya hanya soal bagai­mana seseorang mau bela­jar mengerjakan sesuatu (bertindak) di jalan yang tepat.

Contohnya, ada dua orang yang mengelola res­toran di lokasi yang sama. Namun, setelah berusaha keras, seseorang tidak ber­hasil, alias tidak menjadi kaya. Sedang pesaingnya berhasil. Usaha restoran­nya maju pesat. Pastilah o­rang yang tidak berhasil itu, bukan lantaran lokasinya yang sama, tapi karena or­ang itu tidak mengerjakan segala sesuatunya seperti dijalankan oleh pesaingnya.

Begitupun keinginan yang kuat, tanpa tindakan yang tepat, hasilnya pun bakal sia-sia. Di sini ada ce­rita soal penambang emas di Colorado, Amerika Se­rikat, yang terus melaku­kan penggalian, mengikuti “urat emas” pada tanah ter­sebut. Namun, di sebuah tempat, tiba-tiba saja “urat emas” itu menghilang. Me­reka terus berusaha meng­gali menemukan “urat emas” tadi. Namun, semua upaya yang dilakukan sia­sia. “Urat emas” itu benar­benar tidak dapat ditemu­kan. Mereka akhirnya me­nyerah, menjual mesinnya pada tukang loak.

Ternyata, tukang loak itu bertindak dengan tepat. Dia tidak langsung menggali tanah, melainkan memang­gil insinyur pertambangan untuk meninjau lokasi penggalian dan membuat sedikit perhitungan. Akhir­nya, setelah seksama mem­perhatikan, insinyur itu memberitahukan bahwa kegagalan “proyek” itu ka­rena pemiliknya tidak me­ngetahui “jalur patahan”, Perhitungannya “urat e­mas” akan ditemukan ha­nya sejauh tiga langkah dari penggalian terakhir. Dan nyatanya, di situlak emas ditemukan, yang membuat si tukang loak itu berubah menjadi miliarder.

Penelitian Thomas J. Stanley, tentang :,aru bagai­mana menjadi kaya, mem­buktikan siapa pun Anda – tanpa mengenal latar bela­kang status sosial, berhak menjadi kaya, asalkan mempunyai hasrat dan keinginan membara, dan bertindak berdasarkan fantasinya. Lihat saja peneli­tiannya selama 12 tahun tentang jutawan di Amerika Serikat, berasal dari pel­bagai lapisan sosial. Dari mulai kalangan terendah sampai tertinggi, latar pendidikan yang buruk sampai baik, dan beberapa di antaranya punya kelema­han fisik. Satu-satunya per­samaan mereka: memiliki impian meraih sukses (kaya). Mereka itu, dinilai­nya merupakan orang biasa, yang berusaha mendapat­kan hasil luar biasa. Thomas dan rekan­nya, William D. Dangko, seperti ditulis dalam buku mereka, The Millionaire Next Door, menyimpulkan keliru bila kekayaan itu bisa dihasilkan karena keberun­tungan, warisan, pendidi­kan yang tinggi, atau kecer­dasan yang memungkinkan seseorang bisa mengum­pulkan kekayaan. Sebetul­nya, kekayaan adalah hasil kerja keras, keuletan, pe­rencanaan, dan yang paling utama adalah disiplin diri. Nah persoalannya, masih adakah hasrat dan keinginan menjadi orang kaya di tengah ekonomi yang tetap paceklik saat ini? Lagi-lagi nurainilah yang menjawabnya.


Artikel di ambil di www.mlmindonesia.com

Kiat Sukses Distributor MLM Miliki Impian dan Tujuan Jelas

Investor biasanya membutuhkan waktu lama agar menjadi cukup canggih untuk menyadari betapa sederhananya investasi (Peter di Teresa).

Segala sesuatu dimulai dari sebuah impian. Impian mendorong Anda bertindak mencapai tujuan. Itu sangat jelas dan Anda hanya tinggal mengejar.

Bagaimana pesawat terbang ditemukan? Mulai dengan sebuah impian. Bola lampu ditemukan karena sebuah impian. Kehidupan akan hampa tanpa sebuah tujuan berarti. Anda belajar mati-matian karena mengharapkan nilai bagus agar mendapatkan pekerjaan yang menjamin terwujudnya impian Anda.

Tidak ada perwujudan, tidak ada tindakan tanpa sebuah impian. Impian harus kuat karena di luar Anda, banyak pencuri impian yang siap menggerogoti, yaitu sahabat, keluarga, pacar dan siapapun yang tidak mempercayai tujuan Anda. Demikian disampaikan Van Nistains dalam bukunya berjudul Multi Level Marketing Plus. Dia juga mengatakan pencuri impian sesungguhnya adalah orang yang paling baik di dunia. Namun, mereka tidak ingin melihat Anda gagal. Mereka akan mengangkat topi ketika tujuan Anda tercapai. Lakukan dan kejar impian Anda. Dia menunggu untuk Anda dapatkan.

Rencana baik memudahkan Anda bertindak. Anda lebih leluasa memilih yang harus didahulukan. Ketika membuat sebuah daftar, Anda melakukannya dengan lebih terarah dan bisa membuat rencana mulai dari bulan pertama bergabung. Anda mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang ingin diperoleh, dan siapa yang ingin ditemui. Kemudian, apa rencana Anda 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun berikutnya? Maksimalkan rencana kecil Anda untuk sebuah rencana besar.

Coba Anda keluar rumah dan bertanya kepada seorang tukang sampah. “Pak, Anda ingin kaya?” Tukang sampah itu ingin kaya. Namun, dia hanya ingin kaya tetapi tidak bertindak. Orang-orang sukses selalu bertindak dan tidak membiarkan diri terkungkung kemalasan. Kita semua menginginkan kekayaan dan kebebasan. Namun apakah kita semua bertindak ke arah sana?

Van Nistains menemukan seorang pemasar MLM dengan antusias berucap, “Saya pasti sukses.” Kenyataannya, kata Nistains, dia tidak bertindak. Nol besar adalah hasil yang dia peroleh. Nistains pun menemukan distributor paling malas bertindak walaupun dia tahu kekuatan dan potensi usahanya. Sebagian besar dari kita adalah orang-orang yang senang menikmati zona kenyamanan.

Berani Gagal

Dokter kandungan menarik Anda dari kandungan ibu dan mengguncang dengan memegang dua kaki Anda. Anda menangis dengan girang karena telah terahir ke dunia. Sang ibu yang melahirkan Anda menangis bahagia, sedangkan ayah tersenyum sambil memeluk ibu dan bersyukur karena Anda telah lahir dengan selamat. Dokter kemudian menepuk pantat Anda dan perawat memandikan Anda dengan air hangat, mereka kemudian memberi Anda pakaian dan memakaikan popok.

Saat berusia sekitar enam bulan, Anda mulai belajar merangkak dan pada usia sepuluh bulan, Anda mulai belajar berjalan. Kali pertama belajar, Anda mencoba berdiri, tetapi jatuh. Anda mencoba lagi dan masih jatuh. Anda berusaha sekali lagi. Saat ini Anda mulai bisa melangkah, tetapi lagi-lagi terjatuh. Anda tidak berhenti dan terus mencoba karena tertantang.

Lalu mengapa ketika bayi, Anda berani jatuh dan bangkit kembali, sedangkan saat dewasa tidak? Mengapa waktu kecil Anda berani bermimpi dan setelah dewasa, impian hilang? Kita semua pernah menjadi anak kecil dan semua orang pernah gagal. Berani dan mampukah Anda menggali semangat bangkit dari kegagalan? Jawabannya : ya, Anda pasti mampu.

Banyak pemasar MLM mundur di tengah jalan dan menganggap diri mereka pecundang, bahkan beberapa di antaranya MLM (Masuk Langsung Mati). Mereka berfikir penolakan adalah neraka bagi jiwa sehat.

Dua orang politikus busuk dipenjara atas kejahatan korupsi bernilai miliaran rupiah. Keduanya berada di kamar yang sama di sebuah pulau kecil di Samudra Hindia. Pada malam hari yang terang. Kedua sahabat ,melihat ke luar jendela yang kebetulan dibatasi terali besi. Satu orang melihat cahaya terang bulan karena memamg demikian, sedangkan yang lainnya melihat jendela yang dibatasi terali besi. Antara kedua politikus busuk, mana yang menurut Anda berfikir positif?

Kehidupan terdiri atas dua unsur yaitu yin dan yang, positif dan negatif, kegagalan dan kesuksesan. Tergantung sudut pandang kita mau melihat dari sudut mana, positif atau negatif. Kegagalan selalu dekat dengan manusia. Masalahnya, apakah kita bersikap positif terhadap kegagalan?

Orang yang bersikap positif lebih menikmati kehidupan. Dalam masyarakat, kita banyak menemukan keluarga kecil sederhana yang rukun dan hampir tidak bermasalah. Kita menemukan pula orang kaya yang serba berkelimpahan, hidup dalam tekanan besar. Orang membutuhkan sikap positif untuk menerima kenyataan hidup.

Kesuksesan sesungguhnya adalah bisa berbagi dengan banyak orang serta mensyukuri rahmat dan karunia rahmat dan karunia yang dilimpahkan Tuhan. Semua agama mengajarkan kita untuk selalu bersyukur. Dunia bersifat sementara dan tidak ada yang kekal. Kita tidak tahu kapan akan dipanggil Sang Pencipta. Dengan bersyukur, kita bisa menjalani kehidupan lebih nikmat. Tuhan tidak menutup mata pada usaha dan kerja keras. Anda akan memperoleh banyak kelimpahan ketika karya Anda berkenan di hadapan-Nya.

Sumber : SUKSES, Edisi September - Oktober 2007

Rumus rumus kaya

Ibarat matematika, kekayaan bisa juga dirumuskan, tak lepas dari keinginan, kepercayaan dan keberanian bertindak.

Ingin kaya ataupun makmur? Siapa pun orangnya bakal me­nganggukkan kepala. Dan ternyata, rumusan menjadi kaya itu, tidak serumit dalam bayangan. Semua bermula pada keinginan, tindakan dan kerja keras tanpa me­ngenal lelah untuk mewu­judkan keinginan tadi. Bukan ditentukan oleh mo­dal besar, pendidikan yang tinggi, apalagi mendapat rezeki nomplok dari langit.

John C. Maxwell, pe­nulis best seller buku-buku pengembangan kepribadian, dalam sebuah surveinya menyatakan, 50 persen di­rektur utama dari perusa­haan yang terdaftar dalam Fortune 500 mendapatkan nilai C ketika kuliah. Lalu, 75 persen dari semua presi­den Amerika Serikat hanya mencapai peringkat mene­ngah ke bawah dalam ke­lasnya, dan lebih dari 50 persen jutawan tidak pernah selesai kuliah. Lagi-lagi, kunci resep mereka seperti dituturkan kepada Maxwell, yaitu semangat, sebuah kata yang tak pernah tergantikan dalam hidup mereka.

Nah, jika Anda punya keinginan yang kuat, bagai­mana resepnya mewujud­kan keinginan itu menjadi kekayaan? Napoleon Hill, dalam sebuah bukunya yang kondang, Berpikir dan Menjadi Kaya (Think & Grow Rich), punya enam resep yang mungkin bisa diterapkan.

Pertama, tetapkan da­lam pikiraii jumlah yang pasti mengenai uang yang diinginkan. Tidak hanya cukup menginginkan, melainkan pastikan jumlah yang di­inginkan. Kedua, pastikan dengan tepat apa yang akan diberikan sebagai ganti untuk uang yang diinginkan. Ketiga, tetapkan waktu yang pasti kapan uang ter­sebut dimiliki. Keempat, cip­takan rencana yang pasti untuk melaksanakan penca­paian keinginan itu, mulailah saat itu apakah Anda siap atau tidak untuk melaksana­kan rencana tersebut dalam tindakan.

Kelima, tulislah per­nyataan yang jelas dan ring­kas tentang jumlah uang yang ingin diperoleh. Sebutkan batas waktu untuk memperolehnya, nya­takan apa yang akan diberikan sebagai ganti uang itu, paparkan dengan jelas rencana untuk mengumpulkannya. Keenam, bacalah pernyataan tertulis Anda keras-keras dua kali sehari, satu kali sebelum tidur di malam hari, dan satu kali setelah bangun tidur di pagi hari. Sementara Anda membaca – lihat dan rasakan, serta yakinkan diri bahwa Anda sudah memiliki uang itu.

Pertanyaannya, kenapa mesti dibaca keras-keras? Kata Napoleon Hill, itu dalam rangka memberikan emosi dan perasaan, sehingga “me­merintahkan” pikiran bawah sadar untuk bertindak sesuai dengan keinginan tadi. Nah, pikiran bawah sadar itu, tidak bisa membedakan pemikiran yang positif dan negatif, tergantung pada rangsangan yang diterima. Bila sifatnya negatif, seperti rasa takut, maka orang tersebut diliputi keraguan. Tapi, bila berani dan yakin, kansnya menjadi orang kaya akan terbuka, lantaran tindakannya dilatari keyakinan.

Kepercayaan

Christina Gage dan Shelly Gore lain lagi. Kekayaan dirumuskan keduanya sebagai hasil dari keper­cayaan + iman + keberanian. Ketiganya merupakari kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Cuma, persoalan yang pa­ling krusial adalah menumbuhkan kepercayaan diri, di tengah kuatnya belenggu keraguan. Itu, dinilai keduanya, bisa dicapai bukan dalam waktu sesaat. Melainkan secara konsisten, sehingga merasakan adan ya kekuatan dari dalam. Pengetahuan praktis yang diperoleh, dapat juga menumbuhkan kepercayaan pada impian. Lalu, secara perlahan-lahan, tid.ak akan berhenti berencana untuk mencapai tujuan. Jadi, kepercayaan merupakan fondasi mendasar dalam membangun tujuan (kekayaan).

Nah, bila kepercayaan itu meng­kristal (iman), maka tindakan harus diambil. Di sini, ingatlah sebuah pepatah yang menyebutkan, sebuah perjalanan bermil-mil diawali dengan satu ayunan langkah kaki. Tapi, tidak dinafikan, terkadan g langkah pertama itulah yang paling sulit. Sebaliknya, bila ayunan langkah sudah dimulai, lang­kah-langkah berikutnya bakal mudah. Tak hanya itu. lman yang kuat, juga dapat menghalau pelbagai rintangan dalam setiap langkah tindakan. Iman dapat menghantarkan Anda mencapai tujuan, walaupun harus mendaki pe­gunungan dan menyeberangi sa­rnudera yang luas. Tanpa iman yang kuat, sulitlah sebuah tindakan dapat dilakukan. Maka, satu-satunya, per­teballah iman itu dengan menambah pengetahuan, baik lewat informasi, membaca buku, dan bertanya pada mereka yang lebih berpengalaman.

Tentu saja, setiap langkah yang ditempuh, tidak akan berjalan mulus. Pelbagai rintangan menyembul ke permukaan. Ada dua hal respon yang muncul terhadap rintangan, sekaligus membedakan seorang pemenang atau pecundang. Pemenang berani meng­hadapi rintangan sampai melam­pauinya. Mereka tetap bertahan untuk mewujudkan impiannya. Sedangkan pecundang, berusaha menghindari rintangan tersebut.

Sedikit ilmiah, rumusan yang diberikan oleh Paul Zane Pilzer, yang rada-rada mirip dengan matematika, yaitu K (kemakmuran) = Sf (sumber­sumber fisik) x T (teknologi). Rumusan ini bukan hanya menjelaskan kemakmuran sebuah negara, juga menunjukkan perbedaan kemakmuran yang dihasilkan sebuah bisnis yang fokus kepada sumber fisik maupun teknologi.

Menurutnya, rumus kemakmu-­ran itu menjadi nyata, karena T terus ‘oerkembang merubah kehidupan manusia. Bila tanpa T, manusia akan tetap berada di zaman batu, hanya menyisihkan sedikit peluang. Ma­kanya, dalam sejarah manusia, pen­caharian terhadap Sf dilakukan lewat peperangan dan penaklukan, yang dikenal dengan istilah penjajahan. Tapi, dalam era global saat ini, di mana Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi ideologi yang universal, cara-cara tersebut tidak lazim digunakan.

Sf sendiri, dalam konteks bisnis yang berbasis rumah, adalah Anda sendiri. Di sini Sf dapat dioptimalkan dengan jumlah jam dan aktivitas yang Anda berikan dalam bisnis tersebut, seperti berapa banyak produk yang dijual.

Sementara T, identik dengan. keahlian yang Anda hadirkan di bisnis tersebut. Bahkan, eksitensi T menem­patkan industri penjualan langsung “terpisah” dari pelbagai peluang bisnis lainnya. Maklumlah, T di sini meru­pakan skill yang dimiliki, kecakapan berbicara di depan umum, leadership, melakukan pendekatan kepada prospek, teknik-teknik komunikasi, mendidik dan melatih orang.

Ujung-ujungnya, rumusan ke­kayaan yang digulirkan di atas, teramu dalam buku Napoleon Hill yang berjudul Berpikir dan Menjadi Kaya. Menurutnya, semua prestasi; semua kekayaan yang diperoleh, bermula dari sebuah gagasan. Lalu, gagasan yang semula abstrak itu, bisa dikonkritkan lewat 13 buah prinsip yang dapat diaplikasikan. Ke-13 prinsip itu meliputi: keinginan, keyakinan, sugesti pribadi, pengetahuan khusus, imajinasi, rencana tersusun, keputusan, ke­tekunan, kekuatan para ahli pikir, rahasia transmutasi seks, pikiran bawah sadar, otak dan indera keenam.

Bertindak Tepat

Ke-13 prinsip itu bisa optimal, seperti dikatakan Wallace D. Wattles, dalam bukunya yang sangat klasik itu, The Science of Getting Rich, asalkan bertindak di jalan yang tepat dan benar. Dan ini tidak ada kaitannya dengan lingkungan, bakat, ataupun kemam­puan lebih yang tidak dimiliki orang lain. Sebab, faktanya banyak orang yang berbakat dan memiliki kemam­puan, ternyata hidupnya tetap dibelit kemiskinan. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki keistimewaan tertentu, bahkan dalam beberapa hal rata-rata, malah mampu rnenjadi jutawan.

Cuma pertanyaannya; apakah sesuatu melakukan di jalan yang tepat dan benar itu begitu sulit, sehingga hanya sedikit orang yang bisa melakukannya? Jawabnya tidak sulit, asalkan kernampuan alamiah dapat dirnanfaatkan dengan optimal, misal membaca, mendengarkan, melihat dan sebagainya. Dengan begitu, siapa pun orangnya bisa menjadi kaya, entah itu pintar, bodoh, berbadan sehat, menga­lami cacat fisik dan lainnya.

Sebagai bukti, Alan Loy McGinnis, dalam sebuah tulisannya, membeber rahasia keberhasilan me­reka yang kualitasnya rata-rata, tapi bisa unggul dalam kehidupan. Ter­nyata, ada beberapa resep yang mem­buat mereka berhasil. Pertama, me­miliki disiplin pribadi yang kuat: mau menunda kesenangan sampai berhasil. Ini dibuktikan dalam sebuah perjalanan hidup 268 mahasiswa, yang kini lanjut usia. Hasilnya menyebutkan, prestasi di sekolah hanya sedikit pengaruhnya terhadap kecakapan bekerja. Kualitas seperti “teguh dan bisa diandalkan”, serta “praktis dan terorganisir” lebih penting. Ditambah lagi, seperti dikatakan Dr. George E. Vaillant, psikiater yang memimpin penelitian itu, kebiasaan mental yang disebutnya “kemampuan menunda, tetapi tidak melepaskan rasa puas”.

Kedua, selalu menambah penge­tahuan, mau belajar. Mereka tidak mengejar jabatan puncak, seperti yang dilakukan oleh “bintang kelas” yang ingin karirnya cepat menanjak. Ketiga, selalu mengembangkan keahlian khusus. Keempat, bangkit dari keka­lahan dan kegagalan, seperti yang dilakukan oleh Abraham Lincoln, Presiden Amerika yang terkenal dengan anti perbudakan. Padahal, penampilannya tidak menonjol dan berasal dari keluarga miskin. Tapi, dia mernbuktikan orang yang kualitas rata-rata bisa juga rnenonjol dan sukses dalam kehidupan.

Jadi ? Abraham Lincoln memberi­kan perumpamaan yang bisa me­mompa motivasi Anda merubah hidup. Katanya, “Tuhan pasti mencintai orang biasa. Sebab, Dia rnenciptakan mereka (orang biasa, red) begitu banyak.”


Artikel di ambil di www.mlmindonesia.com

7 Kebiasaan Meraih Kesuksesan

Pada suatu sore ada jamuan makan malam dalam acara reuni para kerabat dekat dan teman lama. Acara yang dihadiri oleh banyak tamu itu berlangsung lancar dan mengesankan. Salah seorang dalam jamuan tersebut buta.

Ketika acara selesai larut malam, orang buta itu meminjam sebuah tanglong kepada temannya. Permohonan orang buta itu tentu saja membuat temannya terheran-heran. “Kamu buta, tidak kelihatan. Kenapa harus membawa tanglong?” Tanya temannya.

Orang buta itu menjawab, “Karena saya buta, maka saya lebih membutuhkan tanglong.”

“Lampu penerangan di luar itu adalah untuk orang lain. Sedangkan tanglong ini bukan untuk menerangi perjalanan saya, karena toh saya tidak dapat melihat. Tetapi jika saya membawa tanglong, maka tanglong ini akan menerangi saya. Sehingga orang lain tidak akan melanggar saya, dan sayapun tidak akan melanggar mereka.” Lanjut orang buta itu menjelaskan.

“Ehmm, benar juga ya?” Sahut temannya sembari menyerahkan sebuah tanglong, sekaligus pertanda bahwa ia memahami penjelasan dari orang buta itu.

Pesan:

Tanglong adalah sejenis lampu penerang atau sering disebut lampion. Tanglong yang dibawa orang buta bukanlah ‘penerang’ yang sebenarnya. Tanglomg itu dapat kita artikan sebagai penerang hati dan pikiran. Kalau pun seseorang buta secara fisik, atau dapat kita artikan sebagai kekurangan diri kita, itu bukanlah suatu kendala serius untuk dapat tetap melanjutkan perjalanan kehidupan dengan baik dan mencapai kesuksesan.

Setiap orang membutuhkan penerang bagi hati dan pikian agar mampu berfikir dan bertindak positif. Zig Ziglar menyatakan, “Sikap Anda bukanlah bakat atau kecerdasan, yang akan menentukan tingkat kesuksesan Anda.” Dengan pikiran dan sikap yang positif itu, maka ia akan mudah menciptakan berjuta kreativitas dan milyaran peluang serta trilyunan orang yang akan membantu mewujudkan keberhasilan itu.

Benar pendapat Zig Ziglar bahwa tugas membuat kita melakukannya dengan baik, dan cinta kasih membuat kita melakukan tugas dengan sangat indah.

Sebab bila kita kehilangan kasih sayang, berarti kita kehilangan kehidupan. Stephen R. Covey menganjurkan kita melakukan kebiasaan untuk dapat menghiasi setiap upaya dan menerangi jalan kita mencapai tujuan dengan cinta dan kasih kepada sesama.

Tujuan kebiasaan itu ada :

  1. Be proactive – Bersikap proaktif atau aktif, atau tidak hanya berpangku tangan saja.
  2. Begin with the end in mind – Memikirkan dengan matang segala sesuatu sebelum memulai dan memperkirakan dengan baik hasil serta efek yang ditimbulkan terhadap orang lain.
  3. Put first things first – Letakkan segalanya dengan benar, atau sesuai dengan tingkat penting dan tidaknya.
  4. Think win win – Tidak hanya memikirkan keuntungan pribadi, melainkan apa yang bisa dinikmati oleh orang lain.
  5. Seek first to understand than to be understood – Berusaha untuk lebih peka dan memahami dibandingkan ingin dimengerti atau dipahami.
  6. Synergize – Bersikaplah kooperatif, atau saling membantu dan memberikan kekuatan.
  7. Sharpen the saw – Pertajam kepekaan dalam menganalisa.

Semoga dengan membudayakan ke-7 kebiasaan tersebut. Kita segera mendapatkan kehidupan yang jauh lebih sukses dan penuh kebahagiaan.

Sumber : SUKSES, Edisi September - Oktober 2007

6 Langkah Menggapai Prospek

Mau sukses di bisnis MLM? Satu-satunya cara adalah membangun jaringan yang besar. Sebab dengan membangun jaringan akan terbentuk omset jaringan. Kian besar jaringan, kian besar pula penghasilannya.

Hanya saja perlu kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa dalam membesarkan jaringan. MLM bukan tempat yang cocok bagi mereka yang ingin cepat kaya tanpa kerja keras dan kerja cerdas. Minimal berdasarkan pengalaman empiris para leader yang berhasil, mereka mencapai sukses perlu waktu satu sampai tiga tahun.

Anda boleh saja bilang itu terlalu lama. Tapi ingat dengan bekerja keras dalam waktu satu sampai tiga tahun, penghasilan yang Anda terima akan menyamai penghasilan mereka yang sudah bekerja sampai 20 tahun di bisnis konvensional. Bisa saja setelah itu Anda memutuskan pensiun muda karena telah mencapai taraf kebebasan finansial. Selagi memutuskan pensiun, penghasilan Anda terus mengalir karena Anda telah punya ‘mesin uang’ yang bekerja untuk Anda.

Namun sekali lagi diperlukan kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa untuk mencapai impian hidup Anda. Nah untuk mengembangkan jaringan sebaiknya Anda mendengarkan perkataan Peter Pearson, Ph.D, seorang motivator yang telah 20 tahun berkecimpung di industri MLM. Ia menyarankan agar para praktisi bisnis MLM melakukan pendekatan terhadap prospek. Ada enam langkah yang disarankannya.

Langkah Pertama:

Pendekatan. Di sini, saran Peter, perlu sikap antusias dan keterbukaan yang benar-benar asli. “Juga dibuat-buat. Pendekatan mencerminkan kepribadian Anda. Jika Anda merasa belum punya cara yang tepat, Anda harus mempersenjatai diri dengan menambah pengetahuan, mengikuti pelatihan dan melakukan simulasi-simulasi,” jelas Peter.

Langkah Kedua:

Mengkualifikasikan prospek. Caranya dengan menanyakan cita-cita dan tujuan hidup mereka. Kalau jawabannya adalah saya tidak ingin menjadi miskin, saya tidak ingin terus-menerus bekerja sepanjang hidup, saya tidak ingin punya pekerjaan yang saya sukai, saya ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk orang yang saya cintai, maka Anda telah menemukan calon prospek yang berkualitas.

Kemungkinan lain, kata Peter, Anda akan menemui orang yang menjawab bahwa saya ingin kaya, terpenuhi segala keinginan dan sukses. Peter menyarankan untuk mencermati orang yang bertipe menjawab seperti ini. Mereka bukanlah orang yang punya cita-cita, tetapi sekedar mempunyai “daftar harapan”.

Mereka yang mengorganisir hidupnya melalui ‘daftar harapan’ cenderung punya kesulitan dalam mengejar cita-cita dan tujuan hidupnya. Hidup mereka secara emosional hanya dibatasi oleh angan-angan belaka. Mereka selalu ingin berada di zona kenyamanan dan tidak mau mengambil resiko dalam membangun keinginannya.

Orang yang hanya mempunyai ‘daftar harapan’ nantinya akan menimbulkan ‘pekerjaan rumah’ bagi Anda, sebab mereka tidak bisa melakukan tindakan menuju sukses. Contoh konkretnya mereka akan sulit membuat daftar prospek, membuat jadwal pertemuan, atau menghadiri seminar dan pertemuan bisnis.

“Mereka cenderung tidak menghadiri pertemuan tanpa alasan signifikan dan keperluan yang lebih penting dan mendesak. Mereka seringkali hanya memohon maaf karena tidak bisa menghadiri pertemuan team di jaringan Anda,” kata Peter.

Orang dengan ‘daftar harapan’ akan menyita waktu dan tenaga Anda, karena Anda harus rajin-rajin memotivasi mereka. “Namun orang yang mempunyai ‘daftar harapan’ jauh lebih baik daripada mereka yang hanya memiliki respon negatif terhadap bisnis MLM,” ujar Peter.

Konsisten Berlatih

Langkah Ketiga:

Menunjukkan nilai. Tunjukkan bahwa produk perusahaan MLM Anda sanggup memecahkan masalah yang dihadapi prospek. Tunjukkanlah bahwa harga yang mereka bayar untuk produk yang mereka beli sangat sesuai dengan manfaat yang akan mereka peroleh dan saat inilah yang paling tepat bagi mereka untuk memiliki produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keempat:

Mengatasi komplain yang muncul. Peter menyatakan ini adalah bagian alamiah dari sebuah proses transaksi jual-beli. Jika tidak ada komplain, maka jarang ada pemesanan barang lagi. Peter menyarankan untuk mengenali masing-masing komplain. “Kuncinya adalah kemampuan Anda untuk merespons semua komplain yang datang dengan cara yang ramah, memiliki kesabaran dan penuh percaya diri,” tukas peter.

Langkah Kelima:

Menanyakan order. Ini merupakan teknik yang harus benar-benar dikuasai oleh setiap salespeople. Umumnya pelatihan program penjualan mengajarkan pada Anda untuk segera melakukan closing penjualan. Tetapi Peter menyarankan untuk melakukan hal ini secara alamiah dan wajar pada saat melakukan presentasi, artinya proses penjualan tidak dilakukan dengan memaksa dan terlalu melebihkam khasiat produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keenam:

Melakukan follow up. Jika prospek tidak merespon secara jelas apa yang Anda presentasikan, ada dua pertanyaan yang muncul, apakah Anda harus melakukan follow up atau sekedar menunggu respons mereka selamjutnya? Peter menyarankan sebaiknya Anda memilih aktif melakukan follow up, sampai Anda mendapatkan respons yang jelas dari prospek.

Memamg kata Peter sangat sedikit orang yang mampu menjalani semua tahapan ini. Namun melalui latihan yang berkesinambungan, Anda pasti dapat melakukannya, sebab skill ini dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan bisnis MLM Anda. “Yang paling penting dilatih adalah kemampuan emosional yang matang untuk menyelesaikan setiap tahap ini dengan rasa percaya diri yang kuat”.

Mengajak orang lain untuk bergabung di bisnis MLM merupakan syarat mutlak untuk mengembangkan bisnis MLM Anda.

Barangkali Anda mau meniru semangat Lisa M. Wilber, distributor Avon di Amerika Serikat. Wanita ini berhasil membukukan penjualan 7,5 juta dolar AS perbulan, seperti tertulis dalam situs mlm women. Lisa telah menggeluti bisnis MLM sejak tahun 1981. apa yang dilakukan Lisa?

Lisa mengubah kendaraannya menjadi sebuah papan buletin berjalan. Ia membuat poster yang menarik di jendela mobilnya. Setiap bulan ia selalu berupaya mengganti temanya. Ia menggunakan tanda berwarna, papan poster, cat mengkilap yang menarik perhatian. Lisa juga seringkali melakukan meletakkan informasi tentang perusahaan di kaca mobil orang lain yang sedang diparkir. Tercantumnya nama perusahaan, gambar tau produk, nomor telepon akan membangkitkan rasa keingintahuan masyarakat terhadap produk dan perusahaan MLM Anda.

Lisa juga mencantumkan nama perusahaannya pada bajunya. Dengan demikian ia membuat perusahaannya dikenal oleh lebih banyak orang. Lisa mempunyai jaket merah yang mencantum seluruh pin penghargaan. Jaket merah itu senantiasa digunakannya. Kalau Anda tidak seberani Lisa dalam melakukan hal itu, Anda bisa menggunakan pin atau merchandise yang disediakan perusahaan seperti topi dan tas yang bertuliskan nama perusahaan.

Selain itu Lisa selalu mengisi kantongnya dengan karu nama bisnis untuk diberikan kepada lawan bicaranya dan meminta kartu nama dari orang yang diajaknya berbicara. Dengan demikian ia selalu mempunyai daftar nama prospek baru yang akan di follow up.

Ketika ia belanja ke mal, tempat pertama yang dikunjunginya adalah toilet wanita. Di situ ia meninggalkan katalog yang berisi informasi tentang perusahaan, produk dan nomor telponnya. Demi menghemat biaya ia juga menggunakan katalog bekas yang juga dilengkapinya dengan tulisan : Hubungi saya, harga dan produk tersedia. Dengan cara ini orang dapat mengenal namanya alamat, nomor telepon serta perhatian terhadap produk.

Antusiasme Lisa juga dilakukan saat ia mau makan di restoran. Lisa punya kartu nama bisnis istimewa yang bertuliskan “Service Anda istimewa. Jika Anda mencari pekerjaan, Lisa Wilber, Avon Recruiting Specialist”.

Sumber : SUCCESS, Nomor 8/September 2007