Sabtu, 01 November 2008

6 Langkah Menggapai Prospek

Mau sukses di bisnis MLM? Satu-satunya cara adalah membangun jaringan yang besar. Sebab dengan membangun jaringan akan terbentuk omset jaringan. Kian besar jaringan, kian besar pula penghasilannya.

Hanya saja perlu kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa dalam membesarkan jaringan. MLM bukan tempat yang cocok bagi mereka yang ingin cepat kaya tanpa kerja keras dan kerja cerdas. Minimal berdasarkan pengalaman empiris para leader yang berhasil, mereka mencapai sukses perlu waktu satu sampai tiga tahun.

Anda boleh saja bilang itu terlalu lama. Tapi ingat dengan bekerja keras dalam waktu satu sampai tiga tahun, penghasilan yang Anda terima akan menyamai penghasilan mereka yang sudah bekerja sampai 20 tahun di bisnis konvensional. Bisa saja setelah itu Anda memutuskan pensiun muda karena telah mencapai taraf kebebasan finansial. Selagi memutuskan pensiun, penghasilan Anda terus mengalir karena Anda telah punya ‘mesin uang’ yang bekerja untuk Anda.

Namun sekali lagi diperlukan kerja keras, kesabaran, ketekunan dan kegigihan yang luar biasa untuk mencapai impian hidup Anda. Nah untuk mengembangkan jaringan sebaiknya Anda mendengarkan perkataan Peter Pearson, Ph.D, seorang motivator yang telah 20 tahun berkecimpung di industri MLM. Ia menyarankan agar para praktisi bisnis MLM melakukan pendekatan terhadap prospek. Ada enam langkah yang disarankannya.

Langkah Pertama:

Pendekatan. Di sini, saran Peter, perlu sikap antusias dan keterbukaan yang benar-benar asli. “Juga dibuat-buat. Pendekatan mencerminkan kepribadian Anda. Jika Anda merasa belum punya cara yang tepat, Anda harus mempersenjatai diri dengan menambah pengetahuan, mengikuti pelatihan dan melakukan simulasi-simulasi,” jelas Peter.

Langkah Kedua:

Mengkualifikasikan prospek. Caranya dengan menanyakan cita-cita dan tujuan hidup mereka. Kalau jawabannya adalah saya tidak ingin menjadi miskin, saya tidak ingin terus-menerus bekerja sepanjang hidup, saya tidak ingin punya pekerjaan yang saya sukai, saya ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk orang yang saya cintai, maka Anda telah menemukan calon prospek yang berkualitas.

Kemungkinan lain, kata Peter, Anda akan menemui orang yang menjawab bahwa saya ingin kaya, terpenuhi segala keinginan dan sukses. Peter menyarankan untuk mencermati orang yang bertipe menjawab seperti ini. Mereka bukanlah orang yang punya cita-cita, tetapi sekedar mempunyai “daftar harapan”.

Mereka yang mengorganisir hidupnya melalui ‘daftar harapan’ cenderung punya kesulitan dalam mengejar cita-cita dan tujuan hidupnya. Hidup mereka secara emosional hanya dibatasi oleh angan-angan belaka. Mereka selalu ingin berada di zona kenyamanan dan tidak mau mengambil resiko dalam membangun keinginannya.

Orang yang hanya mempunyai ‘daftar harapan’ nantinya akan menimbulkan ‘pekerjaan rumah’ bagi Anda, sebab mereka tidak bisa melakukan tindakan menuju sukses. Contoh konkretnya mereka akan sulit membuat daftar prospek, membuat jadwal pertemuan, atau menghadiri seminar dan pertemuan bisnis.

“Mereka cenderung tidak menghadiri pertemuan tanpa alasan signifikan dan keperluan yang lebih penting dan mendesak. Mereka seringkali hanya memohon maaf karena tidak bisa menghadiri pertemuan team di jaringan Anda,” kata Peter.

Orang dengan ‘daftar harapan’ akan menyita waktu dan tenaga Anda, karena Anda harus rajin-rajin memotivasi mereka. “Namun orang yang mempunyai ‘daftar harapan’ jauh lebih baik daripada mereka yang hanya memiliki respon negatif terhadap bisnis MLM,” ujar Peter.

Konsisten Berlatih

Langkah Ketiga:

Menunjukkan nilai. Tunjukkan bahwa produk perusahaan MLM Anda sanggup memecahkan masalah yang dihadapi prospek. Tunjukkanlah bahwa harga yang mereka bayar untuk produk yang mereka beli sangat sesuai dengan manfaat yang akan mereka peroleh dan saat inilah yang paling tepat bagi mereka untuk memiliki produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keempat:

Mengatasi komplain yang muncul. Peter menyatakan ini adalah bagian alamiah dari sebuah proses transaksi jual-beli. Jika tidak ada komplain, maka jarang ada pemesanan barang lagi. Peter menyarankan untuk mengenali masing-masing komplain. “Kuncinya adalah kemampuan Anda untuk merespons semua komplain yang datang dengan cara yang ramah, memiliki kesabaran dan penuh percaya diri,” tukas peter.

Langkah Kelima:

Menanyakan order. Ini merupakan teknik yang harus benar-benar dikuasai oleh setiap salespeople. Umumnya pelatihan program penjualan mengajarkan pada Anda untuk segera melakukan closing penjualan. Tetapi Peter menyarankan untuk melakukan hal ini secara alamiah dan wajar pada saat melakukan presentasi, artinya proses penjualan tidak dilakukan dengan memaksa dan terlalu melebihkam khasiat produk yang Anda tawarkan.

Langkah Keenam:

Melakukan follow up. Jika prospek tidak merespon secara jelas apa yang Anda presentasikan, ada dua pertanyaan yang muncul, apakah Anda harus melakukan follow up atau sekedar menunggu respons mereka selamjutnya? Peter menyarankan sebaiknya Anda memilih aktif melakukan follow up, sampai Anda mendapatkan respons yang jelas dari prospek.

Memamg kata Peter sangat sedikit orang yang mampu menjalani semua tahapan ini. Namun melalui latihan yang berkesinambungan, Anda pasti dapat melakukannya, sebab skill ini dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan bisnis MLM Anda. “Yang paling penting dilatih adalah kemampuan emosional yang matang untuk menyelesaikan setiap tahap ini dengan rasa percaya diri yang kuat”.

Mengajak orang lain untuk bergabung di bisnis MLM merupakan syarat mutlak untuk mengembangkan bisnis MLM Anda.

Barangkali Anda mau meniru semangat Lisa M. Wilber, distributor Avon di Amerika Serikat. Wanita ini berhasil membukukan penjualan 7,5 juta dolar AS perbulan, seperti tertulis dalam situs mlm women. Lisa telah menggeluti bisnis MLM sejak tahun 1981. apa yang dilakukan Lisa?

Lisa mengubah kendaraannya menjadi sebuah papan buletin berjalan. Ia membuat poster yang menarik di jendela mobilnya. Setiap bulan ia selalu berupaya mengganti temanya. Ia menggunakan tanda berwarna, papan poster, cat mengkilap yang menarik perhatian. Lisa juga seringkali melakukan meletakkan informasi tentang perusahaan di kaca mobil orang lain yang sedang diparkir. Tercantumnya nama perusahaan, gambar tau produk, nomor telepon akan membangkitkan rasa keingintahuan masyarakat terhadap produk dan perusahaan MLM Anda.

Lisa juga mencantumkan nama perusahaannya pada bajunya. Dengan demikian ia membuat perusahaannya dikenal oleh lebih banyak orang. Lisa mempunyai jaket merah yang mencantum seluruh pin penghargaan. Jaket merah itu senantiasa digunakannya. Kalau Anda tidak seberani Lisa dalam melakukan hal itu, Anda bisa menggunakan pin atau merchandise yang disediakan perusahaan seperti topi dan tas yang bertuliskan nama perusahaan.

Selain itu Lisa selalu mengisi kantongnya dengan karu nama bisnis untuk diberikan kepada lawan bicaranya dan meminta kartu nama dari orang yang diajaknya berbicara. Dengan demikian ia selalu mempunyai daftar nama prospek baru yang akan di follow up.

Ketika ia belanja ke mal, tempat pertama yang dikunjunginya adalah toilet wanita. Di situ ia meninggalkan katalog yang berisi informasi tentang perusahaan, produk dan nomor telponnya. Demi menghemat biaya ia juga menggunakan katalog bekas yang juga dilengkapinya dengan tulisan : Hubungi saya, harga dan produk tersedia. Dengan cara ini orang dapat mengenal namanya alamat, nomor telepon serta perhatian terhadap produk.

Antusiasme Lisa juga dilakukan saat ia mau makan di restoran. Lisa punya kartu nama bisnis istimewa yang bertuliskan “Service Anda istimewa. Jika Anda mencari pekerjaan, Lisa Wilber, Avon Recruiting Specialist”.

Sumber : SUCCESS, Nomor 8/September 2007

Tidak ada komentar: