Sabtu, 01 November 2008

Presentasi, “Nyawa” di Bisnis MLM

Melakukan presentasi di bisnis MLM merupakan hal yang sangat penting karena tidak hanya memberikan awareness produk yang ingin dipasarkan, bahkan lebih jauh dari itu, yaitu bagaimana para audien tertarik dan memutuskan untuk bergabung. Tak heran jika presentasi bisa disebut sebagai “nyawa” dalam mendulang kesuksesan di bisnis MLM.

Kendala yang biasa dialami oleh para pemula di bisnis MLM saat melakukan presentasi adalah perasaan gugup, takut, dan gemetar karena harus berbicara di depan orang yang sama sekali baru dikenalnya. Seperti Irna (23), pemula di bisnis MLM. Kendati sebagai nahasiswi ia sering terlibat dalam diskusi dan presentasi bisnis MLM-nya, ia stres dan gugup luar biasa.

“Lidah saya mendadak terasa kelu, bicara saya tak lancar, dan badan bergetar. Padahal sebelumnya saya sudah mempersiapkan diri. Untung saat itu saya presentasi bersama upline. Akhirnya dia melakukan presentasi,” tutur Irna tertawa geli mengingat hal itu.

Sekarang meski sudah lancar melakukan presentasi tanpa bantuan uplinenya, ia mengaku masih belum bisa mengatasi kekecewaan kalau mengalami penolakkan. “Padahal saya sudah pernah berhasil mengajak orang bergabung. Kalau gagal, terkadang, saya perlu waktu lagi untuk bisa bangkit untuk melakukan presentasi lagi,” tukasnya.

Menurut Lisa Jimenez, penulis buku Radical Recruiting.”Lisa mengatakan, saat presentasi sebaiknya kita tidak terfokus pada keberhasilan. Sebab, dampaknya luar biasa jika presentasinya tidak berhasil. Bisa menurunkan tingkat kepercayaan diri, nervous dan sebagainya, dan tidak mustahil malah membunuh keberhasilan yang telah dilakukan sebelumnya”.

Selain itu, untuk mengatasi rasa kecewa akibat presentasi yang gagal, Lisa juga menyarankan untuk tidak terlalu memikirkan hasil dari presentasi yang akan Anda lakukan. “Letakkan energi Anda pada upaya melakukan presentasi dengan baik. Maka prospek akan merasakan adanya kepercayaan yang kuat dalam diri Anda, dan membuat mereka menginginkan apa yang Anda miliki,” jelas Lisa.

Lagi pula, kalau bicara soal ‘kekecewaan’ dalam presentasi, leader yang sudah ‘karatan’ di bisnis MLM pun masih mengalaminya. Simak penuturan seorang leader puncak sebuah perusahaan MLM kepada Majalah SUCCESS.

Suatu hari ia melakukan presentasi kepada seorang ibu. Beberapa waktu sesudah melakukan penjelasan panjang lebar, ia balik bertanya kepada sang ibu, apakah ibu tersebut bersedia bergabung.

Alih-alih mendapatkan jawaban, sang ibu malah menatapnya dengan pandangan mata kosong. “Wah betapa jengkelnya saya, ternyata selama presentasi si ibu tidak menyimak sama sekali. Padahal kalau saya berbicara di pertemuan dalam jaringan saya, semua orang selalu memperhatikan setiap kata yang saya ucapkan,” ujar sang leader.

Hal semacam ini bukan sekali ia alami. Suatu ketika, dalam keadaan lelah setelah melakukan homemeeting, ia mendatangi seorang temannya di sebuah kota lain. Di tengah presentasinya, paman temannya di sebuah kota lain. Di tengah presentasinya, dengan alasan hari sudah larut dan sang keponakkan harus bekerja esok harinya. “Padahal saya sudah datang jauh-jauh dan dalam kondisi lelah. Kedatangan saya juga bukan tanpa janji lebih dahulu. Saya sampai menangis keluar dari rumah teman saya itu,” cerita sang leader.

Latihan dan Simulasi

Pertanyaannya, kenapa presentasi harus dilakukan? Jelas bahwa presentasi akan mendongkrak dengan cepat perkembangan jaringan bisnis MLM yang Anda geluti. Output dari presentasi jelas dapat mempengaruhi pikiran atau tndakan orang lain.

Mengingat pentingnya presentasi, tak heran kalau semua pelatihan di perusahaan MLM selalu ada materi tentang bagaimana menyajikan presentasi. Pelatihan memamg sangat perlu, karena tidak setiap orang bisa melakukan presentasi. Kalaupun ada orang yang sangat berbakat bisa dengan cepat mengetahui product knoledge, sistem marketing plan dan hal yang berkaitan dengan perusahaan MLM, belum tentu dia mampu menyampaikan dengan baik kepada audiens.

Tory Jery, penulis buku Life Is A Series of Presentation, mengatakan bahwa sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari setiap orang sudah melakukan presentasi. Seperti seorang anak yang ingin sepatu olahraga baru akan berusaha mempengaruhi orang tuanya akan arti penting sepatu itu terhadap prestasi olahraganya. Juga seorang istri yang ingin punya mesin cuci baru, akan menjelaskan kepada suaminya tentang pentingnya mesin cuci yang baru. “Banyak orang hebat yang melakukan presentasi kepada Anda setiap hari, baik di kantor atau di rumah,” jelas Tory.

Terus Presentasi

Apabila semua itu sudah Anda kuasai dengan baik, penguasaan dan pengetahuan Anda dalam melakukan presentasi semakin tajam, efektif, dan efisien. Pertanyaannya apakah semua itu menjamin setiap presentasi yang Anda lakukan pasti berhasil? Jawabannya jelas tidak.

Berangkat dari berbagai pengalaman, orang sekaliber leader puncak di bisnis MLM pun masih mengalami kegagalan dalam presentasi. Kalau semua itu tidak menjamin, lantas apa gunanya latihan dan persiapan dan mempersenjatai diri dalam presentasi? Apakah Anda harus berhenti melakukan presentasi?

Di sinilah uniknya bisnis MLM. Kegagalan dalam melakukan presentasi tidak berarti kegagalan kehidupan Anda dalam mewujudkan impian mencapai kebebasan finansial dan membahagiakan orang-orang yang Anda cintai.

Lakukan presentasi demi presentasi sehingga Anda bisa mewujudkan impian hidup Anda. Terhadap hal ini Lisa Jinenez membagi pengalamannya. “Terkadang saya ingin berhenti, mengangkat tangan, dan menyerah. Saya akhirnya menyadari bahwa saya harus selalu bersiap sedia. Kegagalan memberi saya pandangan dan energi baru. Lalu saya mulai melangkah setapak demi setapak dan akhirnya saya kembali berbisnis,” tukas Lisa.

Kalau suatu saat Anda merasa lelah dengan kegagalan dalam melakukan presentasi, itu adalah hal yang manusiawi. Namun jangan berhenti melakukan presentasi, sebab hanya dengan cara itu Anda bisa mengembangkan jaringan bisnis MLM Anda. “Buatlah komitmen yang kuat untuk melakukan presentasi yang efektif setiap hari. Kembangkan keyakinan diri dan membuat kessempatan bisnis baru yang menyenangkan saat melakukan presentasi,” kata Tory Jeary.

Sesungguhnya tidak ada kegagalan dalam sebuah presentasi jika kita telah menyadari, mempersiapkan, dan melengkapi semua materi yang ingin di presentasikan berikut kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi seperti pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Namun, yang lebih penting lagi adalah materi presentasi kita haruslah sesuai dengan target audiensnya.

Presentasikan sesuatu yang mudah dipahami dan fokus terhadap inti permasalahan yang ingin disampaikan, selanjutnya akan muncul interaksi yang menyenangkan.

Jelas Managing Partner HADev (Human Assets Development), Sarfilianty Anggiani, SE, MM, MBA saat berbincang dengan Majalah Success di kantornya.

Empat Pedoman Mencapai Keberhasilan Saat Presentasi

  1. Harus mengetahui sasaran dan harapan dari orang yang akan di presentasi , memahami tipe-tipe kepribadian, identitas, karakter, dan bagaimana menjangkau mereka. :Sebelum presentasi, Anda harus mengenali siapa khalayak sasaran Anda, karena keberhasilan presentasi Anda juga ditentukan oleh mereka.
  2. Mampu menyakinkan khalayak sasarannya bahwa pesan yang ingin disampaikan dapat dipercaya. “Anda harus bisa memberikan alasan mengapa mereka harus percaya terhadap Anda”.
  3. Dapat mengatasi kegelisahan dan ketakutan yang terjadi saat melakukan presentasi. Dengan cara berlatih dan melakukan sebanyak mungkin simulasi sebelum presentasi. Yakin dan percaya diri dapat mengurangi ketakutan. “Jadi ubahlah ketakutan dengan mencari pengetahuan, sehingga rasa kegelisahan dan keraguan dapat dikurangi semaksimal mungkin”. Presentasi, kata Tony, ibarat melakukan pertarungan olahraga tinju. Kalau seorang petinju hanya berlatih dua hari sebelum naik ring, maka itu sudah sangat terlambat. “Ibarat seorang petinju di atas ring, Anda harus bertarung dengan membujuk, dan merayu seseorang sehingga melakukan sesuatu, sesuai yang Anda inginkan”.
  4. Setiap presenter telah mempersenjatai dirinya selengkap mungkin. “Akan lebih baik jika telah melakukan riset kecil untuk memuat dan mengatur bahan presentasi, menyusun alur cerita, menyisipkan data statistik dan humor-humor segar untuk memperkaya nilai presentasi Anda”. Mempersenjatai diri, termasuk melatih ritme bicara Anda. “Kapan Anda harus mennggikan atau merendahkan intonasi, kapan mengeraskan volume atau melembutkan suara Anda, dan kapan memberi jeda ketika berbicara sehingga agar orang semakin terfokus pada apa yang Anda bicarakan”. “Selain suara, penampilan atau performance juga sangat penting dalam melakukan presentasi. Jika penampilan Anda punya daya tarik yang kuat, kemungkinan besar hadirin akan terpakau sehingga suasana menjadi sangat hidup dan Anda menjadi lebih mudah memperoleh persetujuan pikiran dari mereka yang hadir.

Sumber : SUCCESS, Nomor 8/September 2007

Tidak ada komentar: